Rabu, 16 November 2011

PERANAN TEGNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Secara operasional teknologi pendidikan dapat dikatakan sbagai proses yang bersistemdalam membantu memecahkan masalah belajar pada manusia. Kegiatan yang bersistem mengandung dua arti, yaitu yang sistematik atau beraturan, dan kedua sistematik atau beracuan pada konsep sistem. Kegiatan yang beraturan adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang dilakuka oleh langkah-langkah mengkaji kebutuhan itu sendiri terlebih dahulu, kemudian merumuskan tujuan, mengidentifikasi kemungkinan pencapaian tujuan dengan mempertimbangkan kendala yang ada, menentukan kriteria pemilihan kemungkinan, memilih kemungkinan yang terbaik, mengembangkan dan menguji cobakan kemungkinan yang dipilih, melaksanakan hasil pengembangan, dan mengevaluasi keseluruhan kegiatan maupun hasilnya.
Wotruba and Wright berdasarkan pengkajianya atas sejumlah penelitian, mengidentifikasikan tujuh indikator yang menunjukan pembelajaran yang efektif. Indikator itu adalah :
1. Pengorganisasian kuliah dengan baik
2. Komunikasi secara efektif
3. Penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah
4. Sikap positif mahsiswa
5. Pemberian ujian dan nilai yang adil
6. Keluwesan dan pendekatan pengajaran
7. Hasil belajar mahasiswa yang baik

KEGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
1. Media mampu memberikan rangsangan pada otak kita, sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal.
2. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para mahasiswa.
3. Media dapat melampaui batas ruang kelas.
4. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara mahasiswadan lingkunganya.
5. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun
abstrak.
9. Media memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan
waktu serta kecepatan yang ditentykan sendiri.
10. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkanya kesadaran akan dunia sekitar.
11. Media mampu meningkatan kemampuan keterbacaan baru.
12. Media dapat meingkatkan kemampuan ekspresi diri dosen maupun mahasiswa.

MEDIA PEMBELAJARAN
Pengertian media pembelajaran
Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. AECT mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi.sedang olson mendefenisikan medium sebagai tegnologi untuk menyajikan, merekam, membagi, dan menstribusikan simbol dengan melalui rangsangan indra tertentu, disertai perstukturan informasi.
Istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksankan, serta yang pelaksanaanya terkendali. Perlu ditegaskan bahwa dalam proses pendidikan sering kali seseorang belajar tanpa disengaja, tanpa tahu tujuanya terlebih dahulu, dan tidak selalu terkendalikan baik dalam artian isi, waktu, proses, maupun hasilnya,

Suatu Model Teknologi Pendidikan untuk Pemerataan kesempatan pendidikan di Indonesia. Model tegnologi pendidikan secara ringkas dapat ditunjukan dengan unsur-unsur yang membentuknya sebagai berikut :
1. Sumber belajar sebagai produk yang memungkinkan terjadinya tidak belajar. Sumber belajar yang terpenting adalah guru, dengan pengertian guru yang berkembang, yaitu mereka yang bertanggung jawab dalam pembelajaran. Media pendidikan merupakan suatu dimensi baru dalam kegiatan belajar. Isi pesan mengandung standar nasional minimum dan diperkaya sesuai dengan
1.kebutuhan lingkungan. Gedung sekolah tidak merupakan sumber belajar yang esensial.
2. Proses belajar mengajar berlangsung dengan memerhatikan kondisi dan kebutuhan anak didik. Disiplin untuk belajar merupakan kunci berhasilnya proses ini. Proses ini dapat berlangsung dengan adanya interaksi antara anak didik dengan sumber belajar yang tidak selalu berupa guru. Penilaian proses belajar-mengajar dilakukan terus-menerus untuk memungkinkan bimbingan dan pembinaan yang lebih efektif.
3. Stuktur organisasi lembaga pendidikan mengalami perubahan, dimana tumbuh pola intruksional yang bervariasi, berbagai bentuk lembaga pendidikan, dan tingkat pengambilan keputusan dalam proses intruksional.
4. Kewenangan dan tanggung jawab guru kelas mengalami perkembangan, karena adanya tim pembelajaran yang memilih dan menyusun bahan belajar. Peranan guru kelas berkembang dan dituntut lebih banyak perananya sebagai pengelola kegiatan belajar.
5. Fungsi pengembangan dilaksanakan dengan sistematik untuk menghasilkan sumber belajarserta untuk berlangsungnya sistem intruksional yang efektif.
6. Pengelolaan model ini dilakukan secara luwes dengan berorientasukan tujuan. Kerjasama lintas sektoral dan koordinasi antarunit ditingkatkan. Diperlukan biaya khusus untuk menyelenggarakan dengan menekankan pada pertimbangan efektivitas dan efisiensi. Diperlukan pengelolaan personilia dan organisasi secara khusus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar